by: Publishing
Entertainment Network ( PEN)
Tatzuar Amir
Soebagjo
Industri
perfilman Indonesia saat ini sudah semakin menyuguhkan keragaman tema, ide
ataupun genre.
Salah
satu tema yang banyak disajikan di berbagai film Indonesia belakangan ini
adalah drama keluarga dan petualangan anak.
Global
Pictures,
sebagai salah satu rumah produksi baru, kembali mencoba menyuguhkan sebuah film
yang menggabungkan antara drama keluarga dan petualangan anak lewat sebuah film
berjudul Tiga Sekawan.
Bertempat
di kantor Global Pictures di Jalan
Taman Empu Sendok no. 21 Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada hari
Jumat (10 Agustus 2012) diadakan media
gathering sekaligus acara buka puasa bersama terkait pengenalan film Tiga
Sekawan.
Tiga
Sekawan adalah
sebuah film produksi perdana dari Global
Pictures, disutradarai oleh sineas pendatang baru, Ivan Alvameiz, yang juga menullis naskah film ini.
Tiga
Sekawan bercerita
mengenai 3 orang anak yang berbeda karakter dan juga latar belakang sosial.
Ketiga
anak itu adalah Zee (Rizky Black), Flo (aktris pendatang baru Stefahani
Husen) dan Jo (Dandy Rainaldy).
Flo dan Jo merupakan anak yang dibesarkan di
tengah keluarga berkecukupan dan modern, kebalikan dari Zee.
Bila
Flo dan Jo diberikan fasilitas
berteknologi mutakhir, Zee justru
dibesarkan dengan berbagai mitos yang berkaitan dengan dunia supranatural,
mistis dan takhyul.
Mereka
bertiga ditemukan di sebuah sekolah negeri dan mereka sama-sama terlibat di
organisasi kepanduan (Pramuka) sekolah. Suatu ketika ketiga sahabat itu mengikuti latihan perkemahan
di sebuah desa, tempat asal pembantu keluarga Jo.
Zee yang
dibesarkan dengan takhyul dan berbagai mitos dunia supranatural, awalnya enggan
untuk bergabung. Akan tetapi nilai persahabatan akhirnya membuat Zee mau ikut kegiatan perkemahan itu.
Dari
sinilah Zee, Jo dan Flo akhirnya terlibat dalam
suatu petualangan seru dalam membuktikan apakah takhyul dan mitos yang selama
ini mereka dengar itu nyata atau hanyalah isapan jempol semata.
Dalam
jumpa media, sekaligus buka puasa bersama dengan para jurnalis di kantor Global Pictures sore tadi, terungkap
berbagai detail terkait film Tiga Sekawan.
Jumpa
media tersebut turut dihadiri oleh para bintang pemeran, sutradara dan produser
film
Tiga Sekawan, antara lain sutradara Ivan Alvameiz, produser Ferry
Noerdin Lawadue, Rizky Hanggono,
Virny Ismail, serta tiga aktor cilik
Rizky Black, Stefhani Husen dan Dandy Rainaldy.
Menjawab
pertanyaan salah satu wartawan yang hadir, sutradara Ivan Alvameiz, menjawab pertanyaan darimana ide untuk film Tiga
Sekawan.
“
Film ini berangkat dari sugesti dan doktrin yang kerap ditanamkan oleh para
orang tua bahwa anak-anak akan ditemui oleh mahluk semacam hantu, bila
melanggar peraturan yang dibuat oleh orang tua. Tapi hal itu dilakukan tanpa
adanya pembuktian apakah doktrin tersebut sungguh ada atau tidak, “ papar
sutradara Ivan Alvameiz.
Ivan kemudian
juga menjawab mengapa dirinya memasukan Dede
Yusuf sebagai salah satu pemeran di film ini. Dede Yusuf memang memerankan sebagai Pembina Pramuka di film ini.
“Pramuka
adalah sebuah kegiatan ekstrakurikuler yang semakin tidak banyak dilirik orang.
Padahal Pramuka itu adalah sebuah institusi yang bisa menjadi wadah pembentukan
karakter,”
Terkait
dengan pertanyaan seputar keterlibatan Dede
Yusuf, produser Ferry Noerdin
Lawadue mengatakan bahwa salah satu pertimbangannya adalah Dede Yusuf merupakan pimpinan kwarda
(kwartir daerah) Pramuka Jawa Barat, sekaligus pernah menjalani profesi
keaktoran.
“Beliau
(Dede Yusuf) adalah pemimpin kwarda
Pramuka Jawa Barat. Beliau juga merupakan tokoh populer dan pernah jadi bintang
film. Kepopuleran dan posisi beliau sangat membantu film ini nantinya. Kami
juga merencanakan untuk bekerjasama dengan organisasi kepramukaan di berbagai
daerah, “ ujar Ferry Noerdin.
Awalnya
film ini akan memakai judul Ghost, karena memasukkan unsur
supranatural yang menjadi bagian konflik di filmnya.
Akan
tetapi judulnya berubah, salah satu dasarnya adalah permintaan Dede Yusuf.
“Awalnya
judul film ini adalah Ghost. Tapi Dede Yusuf
keberatan bermain dalam film berjudul begitu. Setelah diubah, beliau malah mau
bermain dalam 4 scenes yang awalnya
cuma satu scene saja, “ Ferry Noerdin melanjutkan.
Dipilihnya
tema melawan mitos hantu merupakan pilihan sutradara, karena hantu merupakan
hal yag dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia sehari hari dan juga sering
dibicarakan.
Rizky
Hanggono yang
memerankan karakter Papa Bo (ayah
karakter Jo) mengatakan bahwa hantu
juga mewakili sebuah simbol.
“Banyak
pesan positif dalam film ini. Takut akan hantu di sini juga merupakan sebuah
simbolisasi bahwa anak-anak takut akan sesuatu yang tidak pasti. Hantu adalah
sesuatu yang tidak pasti, jadi di film Tiga Sekawan ini, anak-anak diberi
suatu pemahaman agar tidak takut pada sesuatu yang tidak pasti, “jelas Rizky Hanggono.
Tiga
Sekawan
melakukan syuting selama 30 shooting days.
Meskipun berjumlah total 30 hari syuting, prosesnya sendiri tidak berlangsung
secara berurutan.
Syutingnya
berlangsung dari April hingga minggu awal Juni 2012, berlokasi di Gunung Puntang, Banjaran, Bandung Selatan.
Persentase syuting sebanyak 80% di lokasi Gunung
Puntang dan 20% di Jakarta.
Tiga
Sekawan
turut dibintangi oleh Virny Ismail (Extravaganza),
Monica Oemardi ,Tieke Priatnakusumah dan
Jason daniels
Film
ini sudah mendapat slot tayang pada bulan Oktober 2012 di jaringan bioskop Cineplex 21, tapi belum mendapatkan tanggal
tayang pasti.
No comments:
Post a Comment